Senin, 07 Februari 2022

Menulis itu Mudah

 



Resum : Pelatihan Belajar Menulis

Pertemuan : 10, Gelombang 23 dan 24

Narasumber : Prof. Dr Ngainun Naim

Moderator : Raliyanti

Tak terasa malam ini, hari ke 10 aku mengikuti pelatihan ini. Sekalipun tubuh ini agak sayu dari kemarin, namun semangatku tetap harus bertahan mengikutinya. Kubaca Wa dan tampak flayer untuk malam ini....

Enak rasanya rebusan buah sukun
Dimakan dekat pintu tralis
Selamat malam Prof Ngainun
Ijinkan aku belajar menulis

Sesi Pembukaan 

Ibu Raliyanti sebagai Narasumber malam ini, dengan gesit memberikan pembukaan, memperkenalkan diri, dan mengenalkan Narasumber yang hebat pada malam ini. Berikut  riwayat Beliau:

Riwayat Singkat

Prof. Dr. Ngainun Naim lahir di Tulungagung pada 19 Juli 1975. Pekerjaan sehari-hari sebagai Dosen UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung. Pendidikan dasar diselesaikan oleh Ngainun Naim di SDN Sambidoplang Sumbergempol Tulungagung (1988), kemudian melanjutkan ke MTsN Tunggangri Kalidawir Tulungagung (1991), lalu melanjutkan ke MAN Denanyar Jombang yang ada di PP Mamba’ul Ma’arif (1994). Tahun 1994-1996 melanjutkan studi S-1 di IAIN Sunan Ampel Surabaya. Karena satu dan lain hal, jenjang S-1 diselesaikan di STAIN Tulungagung (1998). Tahun 2000 melanjutkan jenjang magister di Universitas Islam Malang yang diselesaikan pada tahun 2002. Mulai tahun 2007 kuliah S-3 di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang diselesaikan pada tahun 2011.

 Publikasi

 Buku

1. Ngainun Naim, Islam and Religious Pluralism: The Dynamics of Meaning Seize, (Tulungagung:SATU Press, 2020).

2.  Ngainun Naim, Mujamil Qomar, Aktualisasi Pemikiran Islam Multikultural dalam Membangun Harmonisasi Masyarakat, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2020).

3. Ngainun Naim, Achmad Sauqi, Pendidikan Multikultural, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009).

4.   Ngainun Naim, Pengantar Studi Islam, (Yogyakarta: Teras, 2009).

5. Ngainun Naim, Teologi Kerukunan, Mencari Titik Temu dalam Keragaman, (Yogyakarta: Teras, 2011).

6.   Ngainun Naim, Menipu Setan Kita Waras di Zaman Edan, (Jakarta: Quanta, 2015).

7.   Ngainun Naim, Teraju, (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2017).

8.   Ngainun Naim, Metodologi Fiqh Indonesia, (Tulungagung: STAIN Tulungagung Press, 2008).

9.    Ngainun Naim, Literasi dari Brunei Darussalam, (Tulungagung: Akademia, 2020).

10.    Ngainun Naim, Spirit Literasi, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).

11.    Ngainun Naim, Proses Kreatif Penulisan Akademik, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).

12.    Ngainun Naim, Rekonstruksi Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Teras, 2009).

13.    Ngainun Naim, Menulis Itu Mudah, (Lamongan: Kamila Press, 2021).

14.    Ngainun Naim, Sejarah Pemikiran Hukum Islam, (Yogyakarta: Teras, 2011).

15.    Ngainun Naim, Spirit Literasi, (Tulungagung: Akademia Pustaka, 2019).

16.    Ngainun Naim, The Power of Writing, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2015).

17.    Ngainun Naim, The Power of Writing, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2017).

 Chapter Buku

1.        Ngainun Naim, “Quantum Ramadhan”, (Malang: SPN, 2017).

2.        Ngainun Naim, “Goresan Cinta Buat Bunda”, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2017).

3.        Ngainun Naim, “36 Kompasianer Merajut Indonesia”, (Jakarta: Peniti, 2015).

4.   Ngainun Naim, Kuliah Daring, Dinamika Pembelajaran Ketika Wabah Corona”,          (Tulungagung: IAIN Tulungagung Press, 2020).

5.    Ngainun Naim, “Dosen, Menulis, dan Belajar Online”, (Tulungagung: IAIN Tulungagung press).

 Jurnal Akademik dan Simposium

1.  Ngainun Naim, Abdul Aziz, Teguh, “Integration of Madrasah Diniyah Learning Systems for Strengthening Religious Moderation in Indonesia Universities”, dalam International Journal of Evaluation and Research in Education, Volume 11, Nomor 1, 2021 (Scopus).

2.    Ngainun Naim, Mujamil Qomar, “Actualization of Liberal Indonesian Multicultural Thought in Developing Community Harmonization”, dalam Qudus International Journal of Islamic Studies (QIJIS), Volume 9, Nomor 1, 2020 (Scopus).

3.   Hanif Cahyo Adi Kistoro, Badrun Kartowagiran, Eva Latipah, Ngainun Naim, Himawan Putranta, Darmanto Minggele,Islamophobia in education: perceptions on the use of veil/niqab in higher education”, dalam Indonesian Journal of Islam and Muslim Societies, Volume 10, Nomor 2, 2021 (Scopus).

4.  Ngainun Naim, As’aril Muhajir, “Islamic Radicalism and Deradicalization Strategies: A Contribution of Nurcholish Madjid”, dalam Jurnal Ilmiah FUTURA, Volume 20, Nomor 2, 2020 (Sinta 2).

5.  Ngainun Naim, “Radical Islam and the Radicalization Strategy: Reconstruction of Abdurrahman Wahid’s Thought”, dalam Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, Volume 12, Nomor 2, 2017 (Sinta 2)

6.   Ngainun Naim, Qomarul Huda, Pendekatan Interdisipliner dalam Studi Hukum Islam Perspektif M. Atho Mudzhar”, dalam Al-Istinbath Jurnal Hukum Islam, Volume 6, Nomor 1, 2021 (Sinta 2).

7.     Ngainun Naim, “Potret Dinamis Islam Indonesia”, Harmoni, Volume 20, Nomor 1, 2021.

8.  Ngainun Naim, Deradicalization Through Islamic Education at State Institute for Islamic Studies (IAIN) Tulungagung”, dalam Madania, Volume 22, Nomor 2, 2018 (Sinta 2).

9.  Ngainun Naim, Islamic Jurisprudence for Diversity: From Theological-Normative Reason to Progressive Contextual Reasoning”, dalam Al-‘Adalah, Volume 15, Nomor 1, 2018 (Sinta 2).

10. Ngainun Naim, Pluralisme sebagai Jalan Pencerahan Islam: Telaah Pemikiran M. Dawam Rahardjo”, Jurnal SALAM, Volume 15, Nomor 2, 2012.

11. Ngainun Naim, Pengembangan Pendidikan Aswaja Sebagai Strategi Deradikalisasi”, dalam Walisongo Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, Volume 23, Nomor 1, 2015 (Sinta 2).

12. Ngainun Naim, Abdurrahman Wahid: Universalisme Islam dan Toleransi”, Kalam, Volume 10, Nomor 2, 2016 (Sinta 2).

13. Ngainun Naim, Islam dan Pancasila: Rekonstruksi Pemikiran Nurcholish Madjid”, dalam  Episteme Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, Volume 10, Nomor 2, 2018 (Sinta 2).

14. Ngainun Naim, Kebangkitan Spiritualitas Masyarakat Modern”, dalam Kalam, Volume 7, Nomor 2, 2013.

15.  Ngainun Naim, Mengembalikan Misi Pendidikan Sosial Dan Kebudayaan Pesantren”, dalam  Jurnal Pendidikan Islam, Volume 27, Nomor 3, 2012.

16. Ngainun Naim, Membangun Toleransi dalam Masyarakat Majemuk, Telaah Pemikiran Nurcholish Madjid”, Harmoni, Volume 12, Nomor, 2013 (Akreditasi B).

17. Ngainun Naim, Kecerdasan Spiritual: Signifikansi dan Strategi Pengembangan:, Jurnal Ta’allum, Jurnal Pendidikan Islam, Volume 2, Nomor 1, 2014.

18. Ngainun Naim, Rekonstruksi Nilai-nilai Pesantren: Ikhtiar Membangun Kesadaran Pluralisme dalam Era Multikultural”, dalam EDUKASI: Jurnal Penelitian Pendidikan Agama dan Keagamaan, 2009.

19. Ngainun Naim, The Development of Islamic Study Through The Study of Figures: Significance and Methodology”, dalam AJIS: Academic Journal of Islamic Studies, Volume 2, Nomor 2, 2017 (Internasional Bereputasi).

20.  Ngainun Naim, Deradikalisasi Berbasis Nilai-nilai Pesantren Studi Fenomenologis di Tulungagung”, dalam AKADEMIKA: Jurnal Pemikiran Islam, Volume 22, Nomor 1, 2017 (Sinta 2).

21. Ngainun Naim, Membangun Kerukunan dalam Masyarakat Multikultural”, dalam HARMONI, Volume 15, Nomor 1, 2016 (Sinta 3).

22.  Ngainun Naim, Islam dan HAM: perdebatan mencari titik temu”, dalam IJTIHAD: Jurnal Wacana Hukum Islam dan Kemanusiaan, Volume 30, Nomor 2, 2015 (Sinta 2).

23. Ngainun Naim,Kerukunan Antaragama Perspektif Filsafat Perennial: Rekonstruksi Pemikiran Frithjof Schuon”, dalam Harmoni Jurnal Multikultural dan Multireligius, Volume 11, Nomor 4, 2012.

24.Ngainun Naim, Spiritualitas Islam dalam Diskursus Kebangkitan Spiritualitas Kontemporer”,  dalam Kontemplasi, Volume 6, Nomor 2, 2009.

25. Ngainun Naim, Strategi Penanganan Radikalisme dan Terorisme di Indonesia: Perspektif Pendidikan”, dalam National Simposium “Memutus Mata Rantai Radikalisme dan Terorisme”, Jakarta, 2012.

26. Muhammad Fathoni, Ngainun Naim, “Laduni Science on Muhammad Luthfi Ghozali’s Perspective”, Kontemplasi, Volume 8, Nomor 2, 2020.

27. Ngainun Naim, “Aneka Ragam Spiritualitas dalam Kebudayaan Kontemporer”, El-Harakah, Volume 11, Nomor 1, 2009.

 

Blog:

https://www.spirit-literasi.id/

dan

https://ngainun-naim.blogspot.com/

 

Bapak Prof . Ngainun Naim memperkenakan diri sebagai keluarga guru, Beliau, ayah maupun ketiga adknya sebagai guru. Maka jika bersama para guru Beliau lebih semangat.

Sesi Materi 

Materi malam ini sama dengan buku karya Beliau yang ditulis pada tahun 2021.
Kunci agar menulis itu menjadi mudah, maka :

1. Ubah pola pikir
    Selama ini kesan umum bahwa menulis itu sulit, maka benar-benar menjadi sulit.
    Bangun kesadaran  bahwa menulis itu mudah.
    
2. Berlatih menulis
    Teori memang penting, namun jika tidak mempraktikkan maka seumur hidup pun gak pernah bisa          menulis. Meeka yang menjadi penulis, karena mempraktikkan menulis secara disiplin setiap hari.
    Ingin jadi penulis yang sukses, maka wajib hukumnya menulis setiap hari meski hanya 1 paragraf.
    Tak ada rumus instan dalam menulis.
3. Banyak membaca
    Menulis ibaratnya mengeluarkan tabungan membaca.Jika tidak pernah membaca maka tidak ada            pula yang dikeluarkan. Baca sedikit demi sedikit, berhenti, renungkan, catat hal penting. Dalam              membaca utamakan paham, bukan katam.
4. Meluangkan Waktu
    Hari gini semua orang memiliki kesibukan masing-masing. Solusinya managemen waktu dengan            baik. Jangan menunggu waktu luang, tapi LUANGKAN WAKTU untuk menulis.
5. Rajin mengamati, mencatat, dan mengolah apa yang sudah dicatat menjadi tulisan.
    Contoh tulisan dari Narasumber:
  • https://www.spirit-literasi.id/2019/03/ternate-landmark-di-suatu-senja.html
  • https://www.spirit-literasi.id/2022/01/kado-sangat-indah-di-awal-tahun.html
    Peserta pelatihan bisa mengunjungi Blog dari Narasumber :

                                                https://ngainun-naim.blogspot.com/
6. Belajar menulis kepada para penulis.
     Group belajar Menulis sebagai media. Untuk lebih efektif, kunjungi tulisan-tulisan, komentari.


Sesi Tanya Jawab : 

1. Cara mengatasi  agar PD dan tata tulis artikel
   Tetap lanjutkan nulis saja, kritik, baca, komentar dll abaikan saja, Setuju atau tak setuju                silakan  saja.
   Untuk tata tulis persoalan jam terbang, jadi semakin sering menulis maka tulisan makin enak         dibaca dan mudah dipahami.
2. Mudahnya menulis dan saran membagi waktu di rumah, di sekolah untuk mewujudkan keinginan       menulis. 
  Diri sendiri yang tahu kapan memungkinkan untuk menulis, bahkan melakukan 2- 3 pekerjaan           secara  bersamaan. Ibu-ibu jauh lebih dapat memanagemen waktu daripada bapak-bapak.
3. Yang dilakukan Narasumber jika menulis ditengah-tengah mengalami blank dan trik menulis agar di     awal dan di akhir enak dibaca.
  • Jika blank beranjak ke dapur, bikin teh manis, atau kopi, ke teras meregangkan otot pikiran.    Setelah cukup saya kembali cek tulisan. Saya baca ulang. Jika belum ada ide, saya print. Saya baca. Jika tetap belum ada, saya akan baca-baca buku atau cari data di internet. Bisa juga diskusi dengan kawan. Dengan begitu biasanya ada ide yang menyambungkan kemacetan.
  • tergantung jenis tulisan. Jika tulisan di blog, saya memakai teknik FREE WRITING.  Pokoknya menulis apa saja yang ada di pikiran sampai habis. Tapi jika tulisan ilmiah tentu beda. Saya bikin draft, menulis, revisi, menulis lagi, revisi, menulis lagi, direview sejawat, revisi lagi, dan begitu sampai capek 
4.  Agar tulisan selesai dengan baik, Cara mudah menuliskan artikel yang menginspirasi, strategi dan     trik memulai tulisan agar lancar dan runtun, Cara mudah mengubah pola pikir agar kosa  kata         untuk menyambung tulisan yang terputus bisa dilanjutkan, yang harus dilakukan sebagai pemula       agar gelora semangat  cair dengan baik
  • Kebiasaan diawali dengan paksaan, paksa untuk menulis.
  • Tetap berproses, berlatih, dan terus berlatih, lama-lama mudah
  • Lancar dan runtut hasil dari kebiasaan, bikinlah outline
  • Judul : Menulis di Tengah Kesibukan,  
  1. Potret Kesibukan Sehari-hari, Sibuk Tapi Ingin Menulis, 
  2. Sibuk Tapi ingin menulis
  3. Upaya mengelola waktu agar bisa menulis di tengah kesibukan
  4. Penutup
5. Cara menuangkan tulisan agar menarik
   Buka komputer, ketik apa saja yang ada dalam pikiran, terus ketik jangan diedit, jangan menulis       sambil mengedit. Perlu edit tapi waktu tersendiri, tidak bersamaan menulis.
6. Sebagai penulis pemula jika memiliki pola fikir kritis dan setiap tulisan harus terlihat baik dan         perfect,baik dan sempurna, menghambatkah ini ,sebagai penulis pemula? 
   Kita diwajibkan menulis secara rutin agar terbiasa, ini menjadi tantangan penulis pemula.
  Cara berpikir semacam itu terbalik. Saya kebetulan Profesor Filsafat yang menyukai menulis. Jika     ingin menulis, mulailah dari yang tidak ideal. Jangan mulai dari yang ideal. Nanti ndak selesai.          Pokoknya menulis dulu. Begitu selesai baru disempurnakan. Jangan kebalik. Nanti tulisannya nggak     selesai. 
7. Trik menyikapi hati saat mulai menulis agar bisa dikatakan bahwa menulis itu mudah.
   Yakinkan diri sendiri bahwa menulis itu mudah. Jika sulit, tetap teguh pada keyakinan bahwa           mudah. Nanti semuanya akan mudah. 
   Contoh catatan tentang Kupang    https://ngainun-naim.blogspot.com/2020/02/senja-di-pantai-           warna-oesapa.html
8. Cara membuka pola pikir rekan sejawat supaya mau menulis.
  Mulailah dari diri sendiri maka orang lain akan meniru kita. Tugas kita menyampaikan, bukan            mengubah orang. Jika kita memberikan teladan yang menarik, orang akan ikut kita
9. faktor yang membuat kita kesulitan untuk menulis. 
  Faktor pertama: internal. Ini faktor utama. Kata para ahli, kalahkan diri sendiri. Kalahkan rasa          malas. Kedua: eksternal--lingkungan, fasilitas, dan sebagainya.
10. Cara membangkitkan dan tetap menjaga komitmen meluangkan untuk menulis.
   Hal terberat dalam menulis adalah MERAWAT KOMITMEN. Sesibuk apapun, luangkan waktu. Ambil       jeda. Misalnya: sibuk mengajar sampai sore. Ambil 15 menit saja untuk menulis. Buat variasi         kegiatan kita. Itu akan membuat hidup lebih indah. Yakinlah. Kita tidak akan rugi menyisihkan 15-30     menit untuk menulis. Akan sangat banyak manfaatnya
   Saya biasanya menulis dengan tulisan tangan saat menunggu Rektor menuju ruangan. Paling ya        hanya dapat paragraf. Tapi itu lebih bermanfaat daripada tidak ngapa-ngapain.
11. Tipsnya diwaktu menulis sedang berlangsung menemui jalan buntu atau kehabisan ide untuk          melanjutkan
    Ya istirahat, ngopi, baca buku, dan tengok kembali tulisan kita. Jeda tetapi tetap ingat yang             ditulis. Bukan jeda tapi lupa dengan yang ditulis.
12  Caranya agar setelah membaca tulisan orang lain, kita tidak terpengaruh dengan gaya tulisan          orang tersebut dan cara memanajemen waktu dengan baik
  • nggak usah mikir seperti itu Bu. baca ya baca saja. pengaruh atau tidak itu hanya proses dan waktu. Kita itu punya karakter kita sendiri. 
  • Manajemen waktu: buat jadwal secara baik dan ikuti. Jangan buat tapi tidak diikuti. 
13. Cara mencari referensi dengan syarat mudah tidak ribet, cara memilih buku atau bacaan             referensi sesuai dengan apa yang kita mau tulis, Contoh saya mau tulis mengenai tips dan trik        mengajar pada masa tatap muka terbatas ini.  Menjaga motivasi menulis ini terutama dalam         hubungannya dengan keluarga, tempat tugas maupun mood harian
    • Bisa kunjungi: https://scholar.google.co.id.  Di sini tersedia jutaan artikel jurnal dan buku. Bisa juga kunjugi: https://www.researchgate.net/. Dua itu saja dulu. Nanti komputernya nggak muat 
    • Kunjungi dua situs yang saya ketik di atas. Ketik: mengajar di masa pandemI I             
    14. Cara menumbuhkan gairah menulisDan  agar gairah menulis itu tetap stabil
        Kunci awalnya dipaksa Bu. Paksa diri untuk mencintai menulis. Nanti lama-lama akan terbiasa.      Saya dulu memaksa diri untuk menulis. Sekarang merasakan nikmatnya.
    15. cara kunci menulis esaayy dan menulis opini populer dengan mudah, karena jujur saya sangat        sukar dimateri tersebut. Cara mengaplikasikan ide dengan  bahan yang ada di  sumber bacaan      dengan baik. 
        Kunci menulis apa pun itu bisa dibedakan menjadi dua: kunci dasar dan kunci umum.
        Kunci dasar menulis itu ya seperti yang sudah saya jelaskan pada banyak pertanyaan di atas
        Kalau kunci umumnya ya berkaitan dengan jenis tulisan.
        Sepanjang sudah menguasai kunci dasar: mau menulis jenis apapun biasanya mudah.
    16. Cara mempertajam agar kita lebih mudah menemukan outline
        Bisa berlatih membuat outline sesering mungkin. Ingin menulis artikel, bikin outline. Semakin            sering dilatih, semakin mudah.

    Sesi Penutup

    Ucapan terimakasih Narasumber buat Moderator dan pesertab atas kebersamaaannya.

    Kesimpulan : 
    6 kunci dari Narasumber jangan sekedar dibaca, namun dipraktikan.

    Refleksi

    Malam ini saya mendapatkan wawasan tentang menulis itu mudah, 
    1. mengubah mindset menulis sulit menjadi menulis mudah
    2. mempraktikkan bukan hanya membaca teori
    3. kontinu untuk berlatih, rajin membaca, rajin berkunjung ke tulisan orang lain dan  meluangkan     waktu
    4. BISA ITU KARENA BIASA

    Terimakasih Prof Ngainun, Salam hormat saya....

    18 komentar:

    1. Semangat ibu, semoga semakin sering semakin mudah kita menulis

      BalasHapus
    2. Berlatih, memotivasi diri hayo bersama bu semangat

      BalasHapus
    3. Wah lengkap dengan refleksinyaa... Semangat terus ibu. Mau dong dibuatin pantun sama ibu...

      BalasHapus
    4. Mantap bu, selalu semangat yang membara

      BalasHapus
    5. Asik, lengkap resumenya, mantap.

      BalasHapus
    6. ternyata lengkap dan menarik bu. yang penting kita mau bergerak yaitu menulis...

      BalasHapus
    7. https://arofiahafifi.blogspot.com/2022/02/menulis-itu-mudah.html

      BalasHapus
    8. Wah mantap sekali mbakku lengkap, seprti saya baca sebuah buku .

      BalasHapus
    9. Semakin hari semakin berisi dan berkarakter Bu tulisannya. Sukses Bu👍

      BalasHapus
    10. Makadih teman2x suportnya.....

      BalasHapus