Senin, 17 Januari 2022

Hari Pertama Diklat Menulis

                                                  PERTEMUAN I KELAS MENULIS

                                                  

    Resume : Pelatihan Belajar Menulis PGRI
    Pertemuan : ke 1, Gelombang 23 dan 24
    Narasumber : Wijaya Kusumah, M.Pd.
    Moderator    : Maesaroh, M.Pd.

                                                       IDE MENULIS BAGI GURU 

        Bagi guru menulis bukan hal yang asing. Menulis tidak lepas dari kehidupan sehari-hari terkait pekerjaannya. Namun tidak semua guru dapat menghasilkan karya berupa tulisan. Tulisan sebagai hasil karya dari ide-ide seseorang. Banyak bentuk hasil karya dari kegiatan menulis. Termasuk saya pribadi, juga begitu kesulitan menuangkan ide-ide yang ada dalam diriku. Betapa senangnya aku menemukan komunitas ini. Terbersit dalam diriku akan mampukah aku dengan persyaratan yang telah diuraikan oleh beberapa narasumber ketika menghadiri seremonial pembukaan Diklat Menulis pada hari Sabtu, 15 Januari kemarin. Aku mulai mengubah mindseatku. Aku mulai berpikiran positif. Biarlah teman-teman mau berkata apa, terhadap tulisan-tulisanku. Tapi aku ingin bisa menulis dan menghasilkan karya...
    Malam ini pertemuan pertama diklat ini. Semoga aku tidak mengantuk. Maaf selama ini aku merupakan penderita hipertensi, yang minum obat rutin sejak tahun 2012. Pukul 19.00 aku sudah kelelahan, merasa mengantuk, dan mulai berangkat tidur. Jadi aku tidur lebih awal. Namun begitu biasanya aku bangun tidur lebih awal, yaitu pukul 03.00, mulailah aktivitas harianku. 
Aku berdoa semoga aku dimudahkan untuk mengikuti diklat ini. Aku bisa bertahan hingga berakhir pukul 21.00 nanti.
    Malam ini kami ditemani moderator yang cantik jelita. Beliau adalah Ibu Maesaroh. Sebagai narasumber adalah seorang Blogger ternama, Bapak Wijaya Kusumah. Belia dikenal dengan nama Om Jay. Om Jay meraih banyak prestasi, sebagai founder berbagai macam kelas, seorang inspirator dan motivator. Beliau juga  pernah menjadi tamu Bapak Presiden Indonesia, Ir Joko Widodo.
    Malam ini, hari pertama Om Jay mengisi materi tentang Ide Menulis Bagi Guru. Beliau menyampaikan bahwa ide menulis itu ada dimana-mana. Kita saja yang belum terbiasa menulis. Kita bisa eksis dan narsis karena menulis. 
Aku jadi refleksi diri dengan apa yang disampaikan Om Jay ini. Selama ini aku punya keinginan menulis. Aku tidak tahu dari mana memulainya. Aku tidak encer seperti teman-teman yang dapat membuat karya-karya seperti cerpen dan lainnya. Sungguh berapa tersumbatnya akalku. Aku menjadi kecil hati jika membaca tulisan atau postingan karya kawan-kawan. Dalam hatiku, aku selalu berkata, aku tidak mampu seperti mereka.
        Ternyata Om Jay dahulu juga bukan seorang guru yang suka menulis. Ketika beliau menjabat Kepala Sekolah dipertemukan dengan seorang Blogger terkenal. Berkat beliau, Om Jay menjadi suka menulis dan membawanya ke berbagai belahan dunia. Tinggal Benua Amerika yang belum dijelajahi. Namun Om Jay berpengharapan tahun ini dapat berkunjung ke Benua Amerika.  Sungguh suatu proses yang luar biasa. Om Jay benar-benar mengalami sebuah metamorfosa yang hebat dari tidak suka menjadi menyukai dan membawa pada prestasi gemilang.
        Ide menulis bisa dimulai dari diri sendiri, melalui pekerjaan, dan pengalaman yang sehari-hari kita geluti. Bisa juga kisah keseharian menjadi bahan tulisan. Om Jay juga memulai menulis dengan sebuah foto atau video. Dari cover buku yang dilihat, dari judul sebuah buku pun menjadi daya tarik menemukan ide, menjadi bahan tulisan. 
        Om Jay mengatakan bahwa menulis itu asyik. Menulis itu membuat kita mengenal diri sendiri. Dari menulis kita dapat menemukan ide-ide yang ada di depan mata kita. Contoh siapa saja yang ada di depan mata. Bahkan seorang diri saja bisa dijadikan bahan tulisan baik yang mencekam atau menggembirakan. Untuk bisa menyalurkan ide menulis itu kita harus bisa menulis tanpa ide. Caranya dengan menuliskan apa yang kita rasakan, apa yang dilakukan, dan apa yang diinginkan.
        Menulis pada hakekatnya adalah menyampaikan pesan bagi pembaca. Jadi, buatlah agar pembaca tertarik di awal alenia. Dengan demikian pembaca akan melanjutkan pada alenia-alenia berikutnya.
Om Jay memulai menulis  dengan 3 alenia. Ketiga alenia itulah yang membawa Om Jay bisa menulis dan menyampaikan pesan.
Pertama-tama memulai alenia pembukaan. Bisa menyapa pembaca. Bisa juga langsung un tuk menyampaikan pesan yang disampaikan. 
      Sebenarnya saat ini guru-guru di Indonesia rata-rata sudah S1, yang notabene sudah menulis skripsi. Bahkan jika S2 dan S3, mereka sudah menulis Tesis dan Desertasi. Jadi kemampuan mereka tentang menulis sudah tidak diragukan lagi. Yng menjadi permasalahan adalah kurang berlatih menulis setiap hari. Selain itu juga belum sempat untuk meluangkan waktu duduk sebentar untuk membaca tulisan orang lain. 
Lagi-lagi apa yang disampaikan Om Jay membuat aku refleksi diri. Benar-benar menusuk diriku. Darahku menjadi berdesir. Seolah hal ini ditujukan padaku sendiri. Aku seorang guru yang jarang untuk meluangkan waktu membaca tulisan orang lain.
    Om Jay mempunyai mantra ajaib, "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". Semoga mantra ini menjadi mujarap pada seluruh urat nadiku, jari jemariku, dan sekujur tubuh maupun bagian-bagian inderaku. 
Om Jay mengajak pratik menulis menuangkan 3 alenia dengan kata PGRI. Wah, hebat teman-temanku. Langsung dapat menulis secepat itu. Aku tidak berhasil menyetorkan tulisanku. Maafkan aku  Om Jay.
Selamat Ibu Widri terpilih Om Jay mendapatkan hadiah buku.
         Sesi tanya jawab dan diskusi dibuka, dengan sabar dan telaten Om Jay menjawab pertanyaan dari peserta yang mengajukan. Om Jay bercita-cita untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Sebenarnya cita-cita ini sudah terwujud ya Om Jay, karena Om Jay mengabdikan diri membuka Kelas menulis, menjadi pembuka jalan bagi peserta menulis dan terlebih dari itu, Om Jay mengantarkan para guru peserta menulis  mendapatkan mahkota menulis yaitu buku.
        Banyak pertanyaan dari peserta. Ada 32 pertanyaan dari peserta untuk hari pertama diklat menulis ini. Inti pertanyaan seputar tentang menuangkan ide agar mudah lancar, semangat menulis, tata tulis kalimat, cara menulis di blog. Kita perlu meluangkan waktu untuk duduk membaca karya orang lain maupun menemukan informasi. Om Jay mengajak untuk menulis karena dengan menulis kita akan meninggalkan jejak. Pesan Om Jay, agar kita menulis dengan hati agar bertemu dengan pembaca setia kita. Menulis itu bekerja untuk keabadian.
        Malam ini saya mendapatkan banyak hal di kelas belajar menulis. Motivasi dari Narasumber yang hebat, yaitu Om Jay sangat luar biasa. Om Jay telah membagikan ilmu bagi kami peserta menulis. 
Terimakasih guruku, salam hormat untukmu! Doaku, semoga Om Jay sehat selalu. Membagikan ilmu menjadi suluh buat kami peserta diklat menulis angkatan 23 ini.
Mantra Om Jay , "Menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi". 
Semoga aku dapat memulai untuk belajar menulis setiap hari. 
Terima kasihku kuucapkan, pada guruku yang tulus....
        
                                                                                                    Wonosari, 17 Januari 2022

    

21 komentar:

  1. Salam kenal bu Parny... keren tulisannya

    BalasHapus
  2. Makasih Ibu Dwi... mau belajar denganmu juga yg super keren

    BalasHapus
  3. salam kenal bu Parny, tampilan blognya segar dan tulisannya keren..
    saya siap belajar dari ibu..

    BalasHapus
  4. tulisannya sudah rapi dan bagus. menarik untuk dibaca. salam dari Praya - Lombok Tengah (Frans Fernandez)

    BalasHapus
  5. Alhamdulillah bisa menikmati resume Kren dan mantap. Semangat terus dan jadikan Buku solo setelah 20 materi atau lebih. Kren.

    BalasHapus
  6. Keren tulisan resumenya Bu👍👍

    BalasHapus
  7. Tulisannya indah, sejuk rapih

    BalasHapus
  8. ayo terus menulis dan jadilah oembaca yg rakus

    BalasHapus
  9. Terimakasih teman-teman semua ... serasa sejuk hati ini dengan kehadiran teman-teman yang super kerennnnn
    Om Jay... Salam hormat dan terimakasih motivasinya...
    Meski pekerjaan bertumpuk karena kekurangan guru... aku bersyukur hari pertama pelatihan menulis dapat aku ikuti...
    Salam sehat semuanya...smangat menulis....

    BalasHapus
  10. Keren tulisannya bu. Sehat selalu untuk ibu. Ditunggu tulisannya lagi

    BalasHapus
  11. Amin semuanya....Ibu Aam ....makasih sekali...okey smangat......

    BalasHapus
  12. Assalamualaikum Wr Wb
    Selamat siang jelang sore,salam sehat tetap semangat.
    Kepada Yth. Bapak Wijaya Kusumah berserta Bapak Ibu Pemateri dan Nara Sumber Webinar BGPI.
    Maaf Bapak saya sering mendengar adanya
    Guru Penggerak, Guru Pendampingan Belajar dll tapi saya hanya tanya pada teman teman kerja jawabannya hanya itu lho itu lho, dan saya sendiri kurang begitu ngeh dengan adanya program program tersebut.
    Dan pada suatu saat saya tanya dengan teman alumni SPG N Semarang 1983 yang kebetulan beliau Kepala Sekolah di salah satu SD Negeri di daerah Kecamatan Plantungan Kabupaten Kedal, saya tanya lagi sibuk yaa Jeng (panggilan untuk wanita bahasa halus jawa ). Jawabnya yaaa dhee ( Pak Dhe jawa ) karena beliau merasa lebih muda umurnya.Sibuk diklat Guru Penggerak Dhe
    tempatku ( SD nya ) ikut itu. Tapi rumit kok Dhe aku pulangnya jam 17.00.
    Dari perbincangan itu saya kok tidak ada minat sedikitpun.
    Bapak Wijaya Kusumah, eee malah di SDku SD Negeri Banyumeneng 2 Kec. Mranggen Kab. Demak beberapa bulan kemarin mungkin maaf satu satunya SD di Kabupaten Demak yang digunakan untuk MAGANG KAMPUS MENGAJAR dari 5 ( lima ) mahasiswi dari 5 (lima ) Perguruan Tinggi yang berbeda di Semarang yaitu UNNES, UPGRIS, UIN, UNWAHAS dan UDINUS. Mereka di SD selama 6 ( enam ) bulan dari bulan Agustus 2021 sampai bulan Desember 2021.
    Disamping itu dari Kampus Mengajar belum selesai, disusul lagi magang dari MAHASISWA BAKTI SOSIAL UNDIP Semarang yang berjumlah 20 ( dua puluh ) orang mahasiswa dsn berjalan selama 3 ( tiga ) bulan dimulai dari bulan Oktober 2021 dan berakhir bulan Desember 2021.
    Dari kedua kegiatan tersebut yaitu Kampus Mengajar dan Mahasiswa Bakti Sosial UNDIP. Yang keduanya inti kegiatannya adalah membantu mengelola administrasi Kepala Sekolah, administrasi Guru dan juga membantu memberikan pembelajaran materi pelajaran khususnya di kelas tinggi yaitu kelas 5 ( lima ) dan kelas 6 ( enam ).
    Setelah adik adik mahasiswa itu berpamitan untuk kembali ke kampus mereka masing masing untuk menetuskan studinya beberapa minggu kemudian saya berpikir apakah ini kira kira yang dinamakan Guru Penggerak dan Guru Pemdamping.
    Dengan adanya Webinar BGPI ini dan kebetulan oleh beberapa teman diajak ikut serta yang sebenarnya ogah ogahan dan oleh Kepala Sekolah bilang idhep idhep dapat sertifikat Pak untuk mengisi kalau Dupak akhirnya saya ikut.
    Ternyata setelah saya mengikuti Webinar hari Pertama Hari Ahad tanggal 16 Januari 2022 mengikuti dengan semangat apa yang akan disampaikan para nara sumber ternyata begitu hebatnya Pemateri yang profesional sesuai bidangnya masing masing walaupun dalam
    penyampaiannya terkesan tergesa gesa karena keterbatasannya waktu yang sudah konsensos kesepakatan para Panitia mungkin.
    Dari materi yang disampaikan Pemateri setelah memasuki hari Kedua Senin tanggal 17 Januari 2022 memasuki sesi diskusi yang masih sulit menerima materi dengan sabarnya nara sumber menerima pertanyaan dari peserta alhamdulillah sedikit sedikit masuk juga kepikiran.
    Memasuki hari ketiga Selasa tanggal 18 Januari 2022 dengan materi membuat Blogg. Agak bingung juga menyerap materi ini. Bapak Wijaya Kusumah tetaplah menjadi Guru untuk saya karena saya benar benar belum dspat membuat Blogg untuk Pembelajaran Pendidikan Bapak.
    Tetap akan saya coba dan coba terus agar saya bisa mempunyai konten Blogger ini Pak Wijaya Kusumah.
    Kalau untuk konten konten seperti Y T, TIKTOK, FB, SNACK VIDIO, saya sudah punya.
    Bapak Wijaya Kusumah boleh kah melalui
    Bloogg tidak hanya untuk meng uplaod TULISAN saja dan juga untuk promosi dan juga pada konten konten lainnya tersebut ?.
    Demikian sedikit coretan saya semoga Bapak Bapak dan Ibu Ibu nara sumber tidak bosan. Ini merupakan ungkapan guru yang akan purna tugas dan masih gaptek mohon dimaklumi nuwun.
    Wassalam.

    BalasHapus