Senin, 17 Januari 2022

 

Tentangku &  Aktivitasku



 Hari ini, Senin 17 Januari 2022. Suara alarmku pukul 03.00 berbunyi. Aku menggeliat di tempat tidurku. Ah... rasanya pegal semua tulang belulangku. Mungkin karena usia sudah berkepala 5.

Hari Minggu kemarin yang kutunggu untuk istirahat di minggu kedua Januari ini, ternyata tidak terwujud. Setelah hari Sabtu menunaikan tugas sosial di masyarakat bersama pasanganku, yaitu among tamu di tetangga belakang rumahku setengah hari. Aku membayangkan hari Minggu bisa istirahat dan memperbaharui usulan PAK ku yang sudah setahun terkatung-katung karena salah entri dari Kementrian.

                Impian hari Minggu pupus sudah. Kakakku laki-laki menelpon pada pukul 16.00 WIB. Dia mengabarkan bahwa isteri saudara sepupu kami meninggal dunia. Aku sempat terkejut. Seminggu yang lalu akupun mudik mengunjungi kakak adikku satu kampung dengan saudara sepupuku itu. Tak ada khabar sakit. Tapi sore ini.... ternyata dia memenuhi panggilan Sang Khalik. “Sakit apa, Mas?” tanyaku dalam tellpon. Kakakku bilang bahwa ia terjatuh ketikahendak mandi sore sepulang kerja.

                Okey, Mas! Aku akan datang besok siang.

Hari Minggu akhirnya aku bersama suami pergi untuk berbela sungkawa kepada sepupuku. Kami di sana hingga jenasah diberangkatkan ke tempat peristirahatan yang terakhir. Sebenarnya senang sekali berjumpa handai taulan dari berbagai tempat sebagai keluarga besar dan sanak saudara.

Aku sebenarnya ingin berlama-lama beranjangsana, mampir-mampir ke rumah kerabat sekalian . Apa boleh buat  Minggu sore akau ada jadwal tugas untuk membantu pastor dalam pelayanan ibadat.

                Selepas jenasah diangkut mobil ambulance, aku masih duduk berbincang dengan kerabatku. Tampak di hadapanku sepupuku berangkulan dengan putri satu-satunya. Sepupuku sudah bercucu 2 anak. Ayah dan anak terdiam degan air mata mengalir pada pipi putrinya. Sementara sepupuku, terdiam. Keduanya beranjak dari tempat berdiri dan dibimbing masuk. Namun sepupuku jatuh pingsan.

                Akupun menerawang jauh... tentu mereka sangat kehilangan dengan peristiwa yang begitu cepat. Tentu tak pernah terpikirkan bagi mereka, betapa secepat ini meninggalkan keluarga. Aku menghela nafas panjang, dan berbisik dalam hati semoga mereka diberi kekuatan dan ketabahan.

Setiap orang akan mengalaminya seperti hal ini. Hanya waktu yang membedakan kapan saatnya tiba panggilan dalam hidup kita masing-masing.

                Jam menunjukkan pukul 13.15 WIB. Dengan agak berat melangkah, aku berpamitan. Teringat perjalanan Wonosari –Sleman membutuhkan waktu 2 jam lebih. Kami mampir ke rumah adik tempat memarkirkan kendaraan. Kurang lebih 3o menit kami berbincang-bincang. Apalagi pagi tadi di rumah aku sempatkan membuat nasi bakar lauk tuna. Kakak, adik, kedua anak adikku, dan mertuanya cukup menikmati nasi bakar buatanku. Betapa senangnya aku melihat mereka menikmati oleh-olehku itu. Senyum tersungging membuatku merasakan puas di hati. Dengan berat hati aku berpamitan. Aku harus melaksanakan tugasku untuk membantu pelayanan kepada jemaat. Betapa indahnya kebersamaan dengan saudara. Aku tak mau menyia-nyiakan kesempatan hidup ini.

                Pukul 13.45 aku mohon diri kembali ke Wonosari. Perjalananku lancar sekali. Tuhan memberkati. Di luar perkiraanku, kami tiba di rumah lebih awal yaitu pukul 15.30. Cepat-cepat aku mandi dan bersiap diri. Suami dan anakku juga bersiap diri. Karena tugasku aku berangkat lebih dahulu menuju tempat ibadah di Gereja Santo Petrus Kanisius Wonosari.

Terimakasih Tuhan, aku akan membantu pelayanan kepada umatmu. Aku semakin percaya Engkau yang menuntun langkahku. Pekerjaan yang berangkai, ada saja yang harus kulalui, namun Engkau sendiri yang menyelesaikannya.

                Di hari Senin ini pun aku bangun dengan sehat. Engkau jaga diriku hingga aku mampu melakukan kegiatanku. Bangun pagi, bertelut mengucap syukur kepadaMu. Melakukan joging demi kebugaran tubuhku. Syukur kepada Mu, Ya Tuhanku atas hari indah dengan segala aktivitasku.

Aku menuju sekolahku, melaksanakan aktivitasku. Termasuk mengampu kelas 5 yang kosong wali kelas karena purna tugas. Semuanya kulali dengan ikhlas hati....

                Siang ini pukul 11.30 usai sudah kelasku. Selepas makan siangku, kufokuskan diriku untuk menyelesaikan tugas-tugas sampiranku. Menjadi bendahara Group Pelita, penulis di tingkat kabupatenku, mengambil blanko SkP DI Korwil Wonosari, dan memperbaharui proposal sekolah untuk rehabilitasi ruang kelas sekolahku. Semuanya berjalan lancar, hingga jam kerja pukul 15.00 berlalu. Aku teringat pesan Wa DARI Kwarcab Wonosari tentang evaluasi kegiatan-kegiatan yang lalu. Sepulang sekolah kuhadiri pertemuan itu, hingga pukul 17.00 WIB.

                Aktivitasku berakhir... aku kembali ke rumah. Suami dan anakku telah menunggu. Berbincang aktivitas anakku dan suami. Beberapa menit berlalu, kukunjungi anak kos dari perantauan yang jaug yaitu NTT. Kusapa dia, untuk mengenal lebih jauh dia. Bagaimana dia makan sementara tak kulihat peralatan gas untuk memasak. Senja itu kdi rumah masih ada jagung rebus. Kuantar 2 buah jagung rebus dan beberapa air mineral untuknya. Semoga bermanfaat baginya...

 

 

 

                                                                                                                                Wonosari, 17 Januari 2022

Tidak ada komentar:

Posting Komentar